Pengembangan Produk Digital “Metaverse Gamelan” Sebagai Upaya Pelestarian Budaya Seni Musik Gamelan

Tim penyusun: 

Gamelan merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia. Keberadaannya erat dengan berbagai ritual dan upacara tradisional di berbagai daerah di Nusantara, terutama pada budaya Jawa, Sunda, Bali, Madura dan Lombok. Perannya yangintegral dalam budaya Indonesia, membuatnya telah diakui UNESCO dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity (2021) pada inskripsi nomor 16.COM 8.b.16. Gamelan Jawa merupakan tradisi musik instrumental yang muncul sekitar tahun 326 Saka atau 404 Masehi. Transformasi sosial-budaya Hindu-Budha membawa pengetahuan akan bunyi, suara dan ketukan. Sumber lain menurut R.P Projo Sastro Prabowo, Gamelan Jawa diciptakan oleh Batara Guru pada tahun 227 Saka atau 355 Masehi dalam bentuk Membranofon. Pada masa sebelum Hindu-Buddha Gamelan Jawa dijadikan alat mediasi penyembah roh secara animisme. Sedangkan pada masa Islam dijadikan sebagai media berdakwah dan hiburan yang menyejukkan hati. Kondisi eksistensi Gamelan Jawa saat ini sudah terancam oleh masuknya budaya asing karena lebih menarik hati para generasi muda. Pertunjukan pentas seni Gamelan Jawa sudah sepi pengunjung dan peminatnya serta pemain Gamelan Jawa juga sudah mulai berkurang populasinya. Tingginya sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pendidikan dan pelatihan seni musik Gamelan Jawa juga menjadi kendala untuk upaya pelestarian di kalangan generasi muda. Padahal dari sudut pandang kebudayaan, seni musik Gamelan Jawa mengandung kekayaan makna dan filosofi Jawa yang terdapat di setiap unsur seni musiknya. Sedangkan dari sudut pandang ekonomi kreatif, seni musik Gamelan Jawa memiliki peran penting sebagai sumber inspirasi dan referensi untuk para pegiat seni desain, kesenian dan industri pariwisata. Oleh karena itu, seni musik Gamelan Jawa sangat perlu untuk dilestarikan dan disebarluaskan untuk kepentingan identitas bangsa serta potensi ekonomi kreatif.

Era teknologi 5.0 saat ini membuat informasi semakin terbuka dan tersebar dengan cepat tanpa ada batasan ruang dan waktu. Internet semakin aksesibel, dibuktikan dengan meningkatnya pengguna internet menjadi 4,66 miliar jiwa pada Januari 2021 (Hootsuite, 2021). Kemunculan teknologi terbaru seperti Metaverse juga semakin memudahkan manusia dalam berinteraksi secara virtual. Metaverse adalah kombinasi dari beberapa elemen teknologi, termasuk Virtual Reality, Augmented Reality dan video, yang menciptakan sebuah lingkungan di mana pengguna "hidup" dalam dunia digital (Molina & Snider, 2021). Peran teknologi metaverse dinilai sangat efektif dan efisien untuk dijadikan sebagai alat dan media pelestarian budaya musik Gamelan Jawa melalui jalur pendidikan. Teknologi metaverse memungkinkan pengguna melakukan aktivitas secara kolektif bersama-sama para pengguna lainya untuk bermain dan berlatih alat musik Gamelan Jawa secara virtual kapan saja dan dimana saja secara real-time, sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal. Peluang tersebut diharapkan dapat mendukung konservasi dan dokumentasi secara digital untuk mendukung peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kekayaan budaya Gamelan Jawa.

PT. Arutala Digital Inovasi (Arutala) sebagai mitra DUDI, sudah terlebih dahulu mengembangkan aplikasi alat musik Gamelan Jawa berjenis Bonang Barung berbasis teknologi metaverse. Selain itu, Arutala bekerjasama dengan Yogyakarta Gamelan Festival berhasil melaksanakan pertunjukan seni musik Gamelan Jawa Virtual pertama di dunia (https://www.youtube.com/watch?v=WlGrlZLFHdM dan https://drive.google.com/file/d/1DzDBn00R7KuGmfIjhT7JY3rwl8uJzAkk/view?usp=sharing ).

Melanjutkan keberhasilan tersebut, melalui proposal ini tim peneliti ingin melanjutkan ke tahap pengembangan selanjutnya, yaitu mengembangkan aplikasi metaverse alat musik Gamelan Jawa untuk media pelestarian seni musik Gamelan Jawa melalui jalur pendidikan.